Tubuh kita membutuhkan asam amino non-essensial maupun esensial. Asam
amino non-esensial yaitu asam amino yang mampu dihasilkan oleh tubuh namun
memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino
esensial. Asam amino esensial mampu didapatkan dari makanan yang dikonsumsi
tiap harinya.
Asam-asam amino yaitu alanin, asparagin, asam aspartat, tirosin,
sistein, glisin, asam glutamate, glutamine, serin, prolin, arginin, histidin,
lisin, leusin, isoleusin, valin, phenylalanine, threonine, methyionine,
tryptophan. Asam-asam amino tersebut dapat kita peroleh salah satunya dengan
mengonsumsi biji-bijian.
Dalam suatu buku yang ditulis oleh bapak F.G Winarno menjelaskan bahwa asam
amino yang terkandung dalam protein nabati tidak selengkap dengan protein
hewani. Namun dapat ditambahkan bahan lain yaitu dengan mencampurkan dua
atau lebih sumber protein yang mengandung jenis asam amino yang berbeda.
Sehingga mampu untuk melengkapi protein dalam pengonsumsiannya. Bila dua jenis
sumber protein yang memiliki jenis asam amino esensial yang berbeda dikonsumsi
bersama-sama, maka kekurangan asam amino dari satu protein dapat ditutupi oleh
asam amino sejenis yang berlebihan pada protein lain. Dua protein tersebut
saling mendukung (complementary) sehingga mutu gizi dari campuran menjadi lebih
tinggi daripada salah satu protein itu. Contohnya yaitu dengan mencampurkan dua
jenis bahan makanan antara campuran tepung gandum dengan kacang-kacangan,
dimana tepung gandum kekurangan asam amino lisin, tetapi asam amino belerangnya
(asam amino yang mengandung sulfur/belerang misalnya methyionine, sistein)
berlebihan, sebaliknya kacang-kacangan kekurangan asam amino belerang dan kelebihan
asam amino lisin. Pencampuran 1: 1 antara tepung gandum dan kacang-kacangan
akan membentuk bahan makanan campuran yang telah meningkatkan mutu protein
nabati.
Dari teori yang
telah dijelaskan diatas, dapat juga kita ketahui kepandaian dan keahlian nenek moyang kita yang telah mengenalkan suatu
kebiasaan untuk mengonsumsi bubur kacang hijau dan ketan hitam menjadi menu
yang cocok bila dikonsumsi bersama. Padahal, teori tersebut ditulis oleh bapak
F.G Winarno pada tahun 1992. Dalam penyajiannya, bubur kacang hijau dan ketan
hitam akan ditambah dengan santan (mengandung lemak).
Pada dasarnya
kacang hijau banyak mengandung asam amino lisin yang memiliki
beberapa fungsi sebagai pemberi fasilitas untuk produksi enzim, hormon,
antibodi, serta membantu pembentukan protein otot, membantu dalam sintesis
kolagen, komponen penting dari tulang dan jaringan ikat., merangsang produksi
kreatinin yang bertanggung jawab untuk mengubah asam lemak menjadi energy. Sedangkan pada
ketan hitam, beberapa fungsi asam amino methyionin adalah membantu
menurunkan kadar kolesterol darah, membantu membuang racun pada organ hati
serta membentuk regenerasi jaringan baru pada hati dan ginjal. Serta beberapa
fungsi asam amino sistein adalah membantu pembentukan sel darah putih,
membantu dalam memperkuat lapisan
pelindung dari lambung dan usus, yang dapat membantu mencegah kerusakan yang
disebabkan oleh aspirin dan obat-obatan serupa. Sistein juga sangat penting
untuk metabolisme sejumlah biokimia penting termasuk koenzim A, heparin,
biotin, asam lipoid dan glutathione.
Ada pula
beberapa pendapat yang menyatakan bahwa mengonsumsi bubur kacang hijau yang
mengandung protein akan sempurna apabila dikonsumsi bersama dengan ketan hitam
yang mengandung karbohidrat. Sehingga kita mendapatkan dua makromolekul yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh yaitu karbohidrat dan protein dalam waktu bersamaan serta
akan menjadi tiga makromolekul yaitu lemak dengan penambahan santan.
Disamping kita dapat memenuhi
kebutuhan tubuh untuk asam-asam amino, mengonsumsi bubur kacang hijau dan ketan
hitam kita juga mendapatkan beberapa nutrisi lain seperti zat besi, vitamin B1,
B2, B3 serta mineral seperti kalsium, fosfor, besi,
natrium, dan kalium yang tetntunya baik untuk kesehatan tubuh kita.
0 comments: