Kafein?
Apa itu Kafein?
Kafein merupakan alkaloid yang tergolong dalam
keluarga methylxanthine bersama senyawa tefilin dan teobromin, berlaku
sebagai perangsang system saraf pusat. Kafein dapat secara alami ditemukan
dalam tumbuhan misalnya teh, kopi, ditemukan juga dalam campuran minuman non alkohol
seperti cola, coklat terbuat dari kokoa mengandung sedikit kafein, soft drinks,
minuman bersuplemen. Fungsinya dalam tumbuhan adalah sebagai antibiotik dan antijamur
selain dapat menyebabkan paralisis dan kematian kepada serangga.
Batas
Penggunaan:
Soft drink khususnya terdiri dari 10-50 mg kafein (umumnya
mengandung 50 mg kafein/botol) disarankan untuk dikonsumsi maksimal 3
botol/hari. Sedangkan secangkir kopi mengandung kafein antara 80-100 mg dan
memiliki batas konsumsi 300 mg/hari atau 3 cangkir kopi/hari.
Mengapa
dinilai berbahaya?
Secangkir kopi mampu meningkatkan tekanan darah 5-10
mmHg sehingga mampu memicu serangan stroke dan jantung. Mekanisme kerja kafein
menyaingi adenosine. Adenosine merupakan senyawa pada sel otak yang membuat
orang mudah tertidur. Namun kafein memperlambat gerak sel tubuh. Lama kelamaan
sel tubuh tersebut akan berhenti bekerja terhadap adenosine. Kafein akan
membalikkan kerja adenosine sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, badan akan
terasa segar, gembira, tekanan darah naik, kinerja jantung pun akan meningkat.
Setengah dari kandungan kafein akan bertahan
beberapa jam dalam tubuh sehingga mata akan susah terpejam. Ketika dipaksapun,
akan berkurang kualitas tidurnya. Dan apabila dalam keadaan ini kafein masih
dikonsumsi terus menerus akan mengurangi vitalitas tubuh sehingga terjadi
ketergantungan, akibatnya dapat mengalami stress dan depresi.
Dampak
terhadap Saraf Pusat:
Di
Nigeria, mahasiswa atau pelajar sering mengonsumsi kafein untuk meningkatkan
prestasi belajarnya secara kognitif karena dinilai mampu meningkatkan
konsentrasi dan efek ini berlangsung hingga 10 jam setelah konsumsi
Dalam
sebuah penelitian, kafein secara akut dapat meningkatkan efisiensi kerja
jaringan neuron di kortek serebral manusia. Sebagai contoh, 20 menit setelah
konsumsi 100 mg kafein sambil mengerjakan tugas yang menggunakan memori kerja,
subyek memperlihatkan pada MRI bahwa adanya peningkatan aktivitas neuronal di
jaringan daerah otak yang berhubungan dengan aspek perhatian dari fungsi kognitif.
Dengan demikian, kafein dapat meningkatkan ’energi mental’ sehingga peningkatan
kewaspadaan dan tingkat konsentrasi ini berupaya untuk meningkatkan fungsi kognitif
secara keseluruhannya.
Namun
tetap disarankan agar mengonsumsi kafein dalam batas yang ditentukan. Meskipun
kematian akibat mengkonsumsi kafein secara berlebihan jarang terjadi, tetapi
hanya ada pada beberapa kasus. Batas maksimal konsumsi kafein pada manusia
adalah 10 gram per orang dan jika melebihi batas ini akan menyebabkan kematian.
Pada beberapa kasus yang ditemukan, dengan hanya mengkonsumsi 6,5 gram kafein
saja sudah dapat menyebabkan kematian. Namun, ada juga orang yang tetap hidup
walaupun mengkonsumsi kafein sebanyak 24 gram.
Karenanya saat ini mulai bermunculan produk kopi dekafeinasi dan teh rendah kafein.
Karenanya saat ini mulai bermunculan produk kopi dekafeinasi dan teh rendah kafein.
Jaga
kesehatan untuk masa depan kita :D